BENGKULU, KORANRB.ID – Kuota biosolar untuk Provinsi Bengkulu untuk tahun ini semakin tipis. Sisanya hanya tinggal 4.856 Kiloliter (KL). Sedangkan saat ini di sejumlah Satuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) antrean truk untuk mengisi biosolar terus mengular.
Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA, mengatakan pihaknya sudah menyiasati kekurangan biosolar tersebut dengan mengusulkan kuota tambahan. Sementara saat ini, usulan tersebut sudah dilakukan ia memastikan tidak stok BBM di Provinsi Bengkulu hingga akhir tahun ini dipastikan aman.
"Kita meminta setiap daerah untuk bersama dengan Pertamina memastikan distribusi itu tertib dan tepat sasaran. Substansi kita menjaga kuota itu, kepastian untuk sampai kesasarannya. Jika masih tidak tepat sasaran, itu yang membuatnya semakin kacau," tegas Rohidin, Selasa (12/12).
BACA JUGA:Keluhan Biosolar Nelayan Ditanggapi DKP: Sampaikan Apabila Ada Yang Tidak Dapat
Sementara itu, Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, mengatakan Pertamina mencatat penyaluran BBM Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) Biosolar di wilayah Bengkulu sebanyak 93.860 KL dan untuk produk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sekitar 216.337 KL. "Untuk stok BBM di wilayah Bengkulu kami pastikan saat ini masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," imbuh Nikho.
Meski stok saat ini semakin menipis, Nikho meyakini Pertamina menjamin pasokan BBM di Provinsi Bengkulu. Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk dapat membeli BBM bersubsidi sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. Tidak melakukan pengisian berulang dan menimbun, sebab ada tindak hukum untuk jenis pelanggaran tersebut.
"Selain itu, Pertamina menyediakan jenis BBM berkualitas seperti Dex Series sebagai alternatif produk," demikian Nikho.
Tahun ini Provinsi Bengkulu mendapatkan jatah 98.716 KL biosolar. Sales Area Manager Retail PT. Pertamina Bengkulu, Mochammad Farid Akbar menambahkan, dengan jumlah stok biosolar yang tersisa 4.856 KL dipastikan cukup hingga 19 hari ke depan. Sebab, setiap harinya penyaluran Solar di Provinsi Bengkulu, sekitar 250 KL. Belum lagi, menurut Farid 25 Desember ke atas, akan ada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) ynag biasanya armada yang mengangkut akan berhenti beroperasi.
BACA JUGA:Antrean Truk Semakin Mengular, Usulan Penambahan Biosolar Belum Dijawab
"Masih cukup hingga akhir bulan atau sampai 31 Desember ini. Belum lagi, di momen hari libur kegiatan tambang terhenti," ujarnya.
Dikatakan Farid, kita masih terjadi kekurangan pun pihaknya akan segera menyiasati hal tersebut untuk mengambil kuota yang tidak perpakai dari daerah lain, seperti halnya Indonesia Bagian Timur untuk dialihkan ke Bengkulu. "Kita pastikan, stok solar ini aman. Tidak perlu khawatir," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu Donni Swabuana, ST, M.Si, menegaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Namun, menurut BPH Migas kuota yang sudah diberikan tersebut cukup untuk penggunaan satu tahun jika disalurkan tepat sasaran.
"Tetapi yang terjadi saat ini penggunaannya truk batu bara, TBS, truk-truk bangunan kontruksi pemerintah masih menggunakan solar subsidi. Sebesar apapun solar yang diberikan untuk kita, tidak akan cukup," keluh Donni.
Dari hasil pertemuan bersama BPH Migas tersebut pula, Donni menyebutkan pihaknya sudah akan melakukan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Gubernur dan BPH Migas berserta dengan unsur Forkopimda lainnya, TNI, BIN dan Kepolisian, untuk mengurangi risiko penyalahgunaan solar bersubsidi di Provinsi Bengkulu ini
"Saat ini sedang dalam penyusunan draft PKS nya. Saat ini stok sangat tipis sekali. Hal tersebutlah yang masih disiasati oleh Pertamina agar sampai akhir tahun nanti solar itu ada dan tersedia di Bengkulu dengan skema yang mereka buat," tutupnya. (bil)