KEPAHIANG, KORANRB.ID - Dari mana asal mula penamaan Kepahiang yang sekarang jadi kabupaten pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong di Provinsi Bengkulu? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Begitu menyebut nama Kepahiang, seketika alam pikiran bawa sadar langsung merujuk pada sebuah ungkapan disaat kondisi seseorang tak sepenuhnya sadar. Yup, kondisi yang disebut dengan istilah mabuk kepayang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mabuk kepayang dapat diartikan sebagai kondisi seeorang sedang tergila-gila karena cinta, mabuk makan buah kepayang dan agak mabuk sedikit.
BACA JUGA:Naik Private Jet, Putra Jokowi Tiba di Kota Bengkulu
Lantas, apa hubungannya dengan nama Kepahiang yang saat ini merupakan sebuah kabupaten defenitif di Provinsi Bengkulu. Untuk mengaitkannya, sejauh ini tak ada bukti-bukti empiris ataupun fakta sejarah yang bisa dijadikan landasan ilmiah.
Dari banyak literatur sejarah, penamaan Kepahiang pun baru muncul menjelang akhir abad 20 disaat negeri ini masih di bawah genggaman kolonialisme Belanda. Nama Kepahiang kian terdengar, manakala Belanda mulai serius menggarap lahan perkebunan teh di Kabawetan, yang saat ini masuk dalam sebuah kecamatan di Kabupaten Kepahiang.
Nama Kepahiang semakin meroket disaat revolusi kemerdekaan. Kepahiang jadi titik pusat perjuangan menghadang pergerakan penjajah, namun kemudian meredup manakala Kota Curup lah yang dipilih menjadi ibukota Kabupaten Rejang Lebong disaat Belanda telah pergi.
Bagaimana pula dengan masa sebelumnya, atau jauh disaat Belanda masuk ke negeri ini. Atau masa jauh sebelumnya, disaat penduduk asli masih belum mengenal Tuhan. Apakah wilayah yang berada di kaki Bukit Barisan ini sudah disebut Kepahiang?
Untuk menjawab sederet pertanyaan di atas, membutuhkan penelitian dan pengungkapan sejarah lebih jauh. Pemerhati sejarah sekaligus Budayawan lokal Kepahiang, Firmansyah yang kerap disapa Emong Soewandi dalam sebuah ulasannya setidaknya membagi 3 bagian asal usul nama Kepahiang.
Pertama, berasal dari penyebutan Kepohiangan.
Di sini, penyebutan kepohiangan yang bermakna poyang atau leluhur atau silsilah dan keturunan. Hal ini merujuk pada wilayah Kepahiang saat ini dikala zaman pra sejarah merupakan kawasan pertapaan. Letaknya yang berada di lembah diantara jepitan Bukit Barisan, dapat mendukungnya. Wilayah Kepohiangan, mencakup sepanjang aliran Sungai Musi mulai dari wilayah Rejang Lebong hingga Empat Lawang (Sumsel).
BACA JUGA:Awalnya Dianggap Tak Layak Jadi Ibukota, Ini Arti Arga Makmur Ibukota Bengkulu Utara
Untuk mengaitkan anggapan tersebut, saat ini di wilayah Empat Lawang masih ada nama Desa Kepahiang, Bukit Kepahiang dan Sungai Kepahiang. Peninggalan benda prasejarah seperti menhir, hingga belakangan sempat ditemukan sejumlah benda purbakala makin menguatkan asumsi bahwa wilayah Kepahiang merupakan pemukiman lama sejak lampau.
Hingga wilayah sekitar menyebut penduduk dari Kepahiang kala itu berasal dari wilayah Kepohiangan atau poyang, atau dari tanah leluhur mereka. Alasan yang cukup logis, jika dirunut dari penyebutan kata dan istilah yang berkembang di kalangan masyarakat.