Tak lupa, dia berpesan, agar AHY nantinya mengunjungi sejumlah wilayah dalam upaya mempercepat dan penyelesaian program-program yang ada. Adapun wilayah-wilayah tersebut meliputi Riau,Kalimantan Timur, dan Bali.
Soal mafia tanah, dirinya yakin, AHY bisa lebih galak darinya.
”Jangan takut penyelesaian masalah pertanahan yang dikuasai mafia tanah. Kalau saya bilangnya gepuk, Mas AHY bilangnya gepuk gepuk gepuk,” sambungnya.
Sementara, dalam sambutannya, AHY mengaku telah mencatat apa-apa saja yang jadi PR-nya.
Termasuk mengunjungi daerah-daerah yang disampaikan Hadi sebelumnya.
”Pesan gebuk, gebuk, gebuk, juga saya terima pesan itu loud and clear, pak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, AHY juga mencoba menjawab rasa penasaran masyarakat terkait mengapa dirinya bergabung dengan pemerintah.
Selama ini, kata dia, Demokrat sudah konsisten berada di luar pemerintahan dan menjadi oposisi selama 9 tahun 4 bulan.
Sehingga, comebacknya Demokrat ke pemerintahan bisa jadi momentum bersejarah.
”Apa yang kami perjuangan selama ini bisa lebih direalisasikan jika Demokrat bergabung di pemerintahan,” katanya.
Diakuinya, dirinya sama seperti Hadi. Berasal dari militer yang sejatinya tak menguasai secara khusus bidang ATR/BPN ini.
Namun, dia merasa, Jokowi memang sengaja menugaskan keduanya karena keahlian.
Melainkan bercermin dari leadership dan manajemen.
”Karena kalau keahlian, yang ahli para dirjen, direktur, di bahwa itu kasubdit ini, saya juga tidak hafal struktur-struktur harus cepat belajar. Tapi, bisa saya katakan, saya hadir dengan komitmen, manajemen dan leadership kuat. Saya akan belajar cepat untuk melanjutkan dan merampungkan program yang ada,” pungkasnya.
Usai serah terima jabatan dengan AHY, kemarin sore Hadi melaksanakan serah terima jabatan dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Sebagai pelaksana tugas, Tito menyerahkan jabatan menko polhukam kepada Hadi.