Selain itu masyarakat juga diminta untuk melalukan perawatan bersama membersihkan saluran irigasi tersier dan kuarter di wilayah kerja P3A masing-masing.
BACA JUGA:BPR Jadi Harapan, Pemkab Mukomuko Gelontorkan Puluhan Miliar Penyertaan Modal Karena Ini
BACA JUGA:Ini 20 Warga Beruntung Dapat THR Bupati dan Wabup Mukomuko
“Kami sudah melakukan penulusuran tidak ada pemasalahan lagi hanya saja memang diperlukan gotongroyong oleh petani.
Agar irigasi semakin lancar, sebab saluran irigasi ini memang sudah tua jadi sedikit membutuhkan perhatian," ujarnya.
Sebelumnya Yudi warga Desa Lubuk Sanai Kecamatan XIV Koto kembali mengeluhkan debit air yang nyaris tidak ada mengalir kelahan persawahan yang dimilikinya.
Sudah hampir tiga hari, sementara tanaman padi di lahan persawahan sedang membutuhkan banyak air.
“Wajar kami khawatir, karena padi kami ini tidak lama lagi akan panen. Jika tidak ada air sudah pasti ancaman kerugian didepan mata," sampainya.
Yudi juga membenarkan jika saat ini pasokan air sudah sampai ke lahan persawahan milikinya.
Hanya saja memamg belum terlalu lancar, namun sudah bisa membasahi persawahan yang baru saja ditanami padi.
"Harapan kami meskipun kami agak jauh dari Bendung Air Manjunto. Bisa mendapatkan pasokan air yang lancar selama musim tanam ini," harapnya.
Tidak hanya petani diwilayah Irigasi Kanan dan Kiri Bendung Air Manjunto yang kerap mengalami kendala pasokan air dari saluran irigasi.
Terdapat sekitar 120 hektare sawah di Desa Pondok Baru Kecamatan Selagan Raya sejak enam tahun terakhir terbengkalai karena tidak ada pasokan air dari irigasi.
"Sekitar 120 hektare sawah terbengkalai sejak pintu air Daerah Irigasi (DI) Pondok Baru mengalami rusak akibat diterjang banjir pada tahun 2016 dan 2017 lalu, hingga kini belum diperbaiki," sampai Kepala Desa Pondok Baru Suswandi.
Desa Pondok Baru ini memiliki 172 kepala keluarga dan 700 jiwa. Yang menjadi salah satu desa penyanggah kawasan berbatasan dengan kawasan hutan negara.
Baik itu Hutan Produksi (HP) dan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).