Investasi Indonesia Diperkuat Lewat Kerja Sama dengan Amerika Serikat
KERJA SAMA: Pemerintah menegaskan komitmen memperkuat iklim investasi Indonesia saat menghadiri US-Indonesia Investment Summit 2025. IST/RB--
KORANRB.ID - Pemerintah menegaskan komitmen memperkuat iklim investasi Indonesia saat menghadiri US-Indonesia Investment Summit 2025 di Jakarta, Senin 17 November 2025.
Penguatan kerja sama ekonomi Indonesia–Amerika Serikat dipandang penting untuk menjaga kepercayaan pelaku usaha.
Pemerintah kembali menyoroti pentingnya kolaborasi global untuk mendorong investasi Indonesia agar tetap kompetitif di tengah dinamika ekonomi dunia.
Dalam berbagai pertemuan dengan mitra internasional, Pemerintah menekankan perlunya reformasi berkelanjutan dan kepastian kebijakan bagi pelaku usaha.
BACA JUGA:4.009 PPPK Paruh Waktu Pemprov Bengkulu Terima Pertek
BACA JUGA:Kado Istimewa HUT Provinsi Bengkulu ke-57, Program Helmi-Mian Sukses Bantu Rakyat
Pada US-Indonesia Investment Summit 2025, Pemerintah menyampaikan bahwa persepsi mengenai kompleksitas berbisnis di Indonesia dijawab melalui penyederhanaan regulasi dan penguatan kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta.
Kondisi ini diharapkan membuat investasi Indonesia semakin menarik bagi mitra global, termasuk Amerika Serikat.
“Amerika Serikat telah menjadi mitra strategis Indonesia dan Indonesia telah berupaya untuk mendapatkan dukungan AS terhadap lingkungan bisnis di Indonesia.
Dan kami memahami bahwa di masa lalu sebagian besar investasi besar berasal dari industri ekstraktif dan akhir-akhir ini juga pada ekonomi digital yang dibutuhkan oleh Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam forum tersebut.
BACA JUGA:Jaksa Garda Desa Diluncurkan, Tata Kelola Dana Desa di Provinsi Bengkulu Diperkuat
BACA JUGA:Dari Pelabuhan Pulau Baai Menuju Indonesia Emas, GM Pelindo: Selamat HUT Provinsi Bengkulu
Data perdagangan menunjukkan ekspor Indonesia ke AS mencapai USD26,4 miliar, sementara impor sekitar USD12 miliar. Perbedaan metode pencatatan membuat AS melaporkan defisit perdagangan sekitar USD18 miliar.
Untuk menjaga keseimbangan, kedua negara menyiapkan kesepakatan komersial strategis, termasuk peningkatan impor energi dari AS senilai USD15 miliar dan pembelian produk pertanian USD4,5 miliar.