Dugaan Limbah dan Asap PT AIP, DPRD Seluma Pastikan Bersikap, Samsul: Tidak Bisa Dibiarkan
Samsul Aswajar--zulkarnain wijaya/rb
BACA JUGA:Inspektorat Warning OPD di Lingkungan Pemkab Bengkulu Utara, Soal Tindak Lanjut Audit BPK
BACA JUGA: Larangan Mandi Pantai jadi Perhatian Serius Pos Pelayanan di Mukomuko
Dampak dari polusi asap dan limbah CPO langsung bersentuhan oleh masyarakat, terutama yang berada di desa penyangga, yakni Desa Tumbuan Kecamatan Lubuk Sandi.
Diawali dengan polusi asap, salahsatu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, mengakui bahwa memang polusi asap dari PT AIP kerap muncul dengan skala besar, namun diwaktu waktu tertentu saja.
Pernah asap tersebut muncul secara masif, berkisar tahun 2022 - 2023 lalu, diduga berkurangnya jumlah asap bukan karena perbaikan cerobong asap, melainkan buah yang ngetrek sehingga produktivitas pabrik menurun.
Asap beserta aromanya yang menyengat (Busuk,red) tidak jarang meluas hingga ke jalan lintas Bengkulu - Manna yang berada sekitar 500 meter dari pabrik.
“Memang ada asapnya mengebul namun diwaktu waktu tertentu mas, beberapa tahun lalu memang sering namun tidak seperti sekarang. Ini juga seiring dengan buah yang sedang ngetrek jadi aktifitas pabrik tidak sepadat dulu.
Jika asap sedang banyak, baunya bisa tercium hingga jalan raya dan rumah warga yang berada disekitar pabrik, baunya tentu cukup menyegat,"sampai warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Berkaitan dengan dampak terhadap munculnya ISPA, Kepala UPT Puskesmas Tumbuan Kabupaten Seluma, Santoso, SKM membenarkan, bahwa diwilayah kerjanya memang penyakit ISPA selalu menjadi penyakit terbanyak dari total top 10 penyakit di Puskesmas Tumbuan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, yakni rentang 2022 - 2024.
Pada tahun 2022 mencapai 458 kasus, tahun 2023 mencapai 366 kasus dan tahun 2024 sejauh ini mencapai 425 kasus, kemungkinan jumlah tersebut semakin bertambah lantaran bulan Desember masih dalam proses perjalan.
"Dari 10 penyakit tertinggi ditangani Puskesmas Tumbuan, penyakit ISPA memang selalu tertinggi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Tahun 2022 lalu termasuk paling banyak yakni 458 kasus dibandingkan 2 tahun terakhir,"sampai Santoso.
Santoso menjelaskan bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru, dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Adapun penyebab penyakit ISPA banyak ragamnya, mulai dari infeksi virus seperti influenza, rhinovirus, adenovirus, dan coronavirus. Alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau bahan kimia yang mengiritasi saluran pernapasan. Termasuk polusi udara dari paparan asap. Anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis lebih rentan terkena ISPA.
"Banyak penyebab terjadinya ISPA, kalau dari asap memang bisa saja namun dari faktor penyebab lainnya juga berpeluang cukup besar. Jadi kita tidak bisa menyimpulkan langsung bahwa penyebabnya karena asap,"ungkap Santoso.
Adanya dugaan limbah CPO dari PT AIP juga membuat sebagian masyarakat resah, lantaran limbah diduga mengalir dan merusak ekosistem di aliran sungai gasan yang posisinya tepat melintasi pabrik PT AIP.