Polres Rejang Lebong Awasi Penjualan Gas Elpiji 3 Kg di Libur Nataru
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, warga Kabupaten Rejang Lebong dihadapkan pada kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram. --Ari Saputra Wijaya
Ia juga menegaskan, pasokan harian untuk agen yang dipimpinnya tetap berjalan normal, yaitu lima truk per hari. Tambahan distribusi ini diharapkan mampu mengatasi kelangkaan yang terjadi.
“Langkah ini merupakan antisipasi agar kebutuhan gas masyarakat selama libur panjang dapat terpenuhi,” jelasnya.
Kelangkaan gas elpiji bersubsidi bukanlah hal baru di Rejang Lebong. Faktor utama yang sering memicu kelangkaan adalah distribusi yang tidak merata dan praktik penimbunan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Selain itu, banyaknya penggunaan gas bersubsidi oleh masyarakat yang seharusnya menggunakan gas non-subsidi juga menjadi masalah.
BACA JUGA: Ditutup Besok! Perhatikan 3 Aturan Tambahan Pelamar PPPK Tahap 2
BACA JUGA:Adanya Sport Center Lahirkan Atlet Baru? Begini Tanggapan Pemuda Lebong
“Gas 3 kg ini sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan pelaku usaha mikro. Namun, kenyataannya masih banyak rumah tangga mampu dan usaha besar yang menggunakannya,” ungkap Daman, salah satu warga Curup.
Lonjakan harga yang mencapai dua kali lipat dari HET semakin memperparah situasi. Di beberapa tempat, gas bersubsidi yang seharusnya dijual seharga Rp18.000 per tabung justru dibanderol hingga Rp35.000.
Dengan pengawasan ketat yang dilakukan Polres Rejang Lebong dan langkah antisipasi dari Pertamina, masyarakat berharap situasi kelangkaan ini segera teratasi. Upaya sinergis ini tidak hanya bertujuan memastikan distribusi gas elpiji berjalan lancar, tetapi juga menjaga kestabilan harga di tingkat konsumen.
“Kami berharap pangkalan dan agen mematuhi aturan distribusi, sehingga tidak ada lagi warga yang kesulitan mendapatkan gas. Apalagi, momen Nataru biasanya diwarnai dengan peningkatan kebutuhan,” ujar Daman.