Sepatu All Star memiliki tampilan yang minimalis.
Namun justru tampilan inilah yang membuat sepatu ini dapat dan cocok dikenakan dengan berbagai jenis pakaian. Bahkan Converse All Star telah menjadi ikon mode yang melampaui batas-batas gender dan usia.
Converse All Star tidak hanya populer di kalangan atlet semata, tetapi juga merambah ke dunia musik, film, dan budaya pop secara umum.
Ini terlihat pada tahun 1950-an dan 1960-an, dimana sepatu ini menjadi simbol pemberontakan dan individualisme, sering dikenakan oleh musisi rock and roll dan remaja yang ingin tampil beda.
Pada tahun 1970-an, sepatu ini semakin dikenal sebagai sepatu kasual yang keren, dan popularitasnya hanya meningkat di dekade-dekade berikutnya.
Para selebritas, termasuk Kurt Cobain dari Nirvana dan The Ramones, sering terlihat mengenakan Converse All Star, menjadikannya sepatu pilihan para ikon budaya.
BACA JUGA:Untuk Pengangkatan PPPK Tahun 2024, 1.788.851 Tenaga Non ASN Sudah Masuk Database BKN
Meskipun desain dasarnya tetap sama selama lebih dari satu abad, namun Converse All Star juga mengalami berbagai evolusi.
Perusahaan terus mengeluarkan berbagai warna, bahan, dan edisi terbatas untuk mengikuti tren mode yang selalu berubah.
Misalnya, ada versi kulit, denim, dan bahkan kolaborasi dengan desainer dan merek ternama.
Hingga hari ini, Converse All Star masih dikenal sebagai sepatu yang serbaguna, yang bisa dikenakan oleh berbagai kalangan untuk berbagai kesempatan.
Baik untuk sekolah, bekerja, berjalan-jalan di kota, atau bahkan acara formal dengan sentuhan kasual, sepatu ini tetap relevan dan fashionable.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, Converse telah mulai berfokus pada keberlanjutan dengan meluncurkan produk yang menggunakan bahan daur ulang dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk tidak hanya mengikuti tren mode, tetapi juga tanggung jawab lingkungan.(**)