Sebagian orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap belalang, seperti yang umumnya terjadi dengan makanan baru atau eksotis.
Alergi terhadap serangga dapat menyebabkan gejala mulai dari gatal-gatal hingga reaksi yang lebih serius seperti sesak napas atau anafilaksis.
Penelitian dan uji coba alergenitas perlu dilakukan untuk memastikan keamanan belalang sebagai makanan.
Seperti halnya dengan semua makanan, keamanan belalang harus diperhatikan dengan cermat. Budidaya, pengolahan, dan penyajian belalang harus mematuhi standar kebersihan dan sanitasi yang ketat untuk mencegah kontaminasi bakteri, virus, atau zat kimia yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Beberapa spesies belalang dapat mengandung toksin atau senyawa kimia tertentu yang dapat berbahaya bagi kesehatan manusia jika tidak diolah dengan benar atau jika diperoleh dari lingkungan yang tercemar.
Pengawasan ketat terhadap asal-usul belalang dan lingkungan budidayanya penting untuk menghindari risiko ini.
Meskipun belalang kaya akan protein dan nutrisi lainnya, penelitian tentang dampak jangka panjang dari konsumsi belalang masih terbatas.
Penting untuk memahami efek jangka panjang terhadap kesehatan manusia, termasuk dampaknya terhadap sistem pencernaan, metabolisme, dan kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes.
Perhatian khusus perlu diberikan pada konsumsi belalang oleh wanita hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Efek potensial terhadap perkembangan janin atau anak-anak perlu dipelajari lebih lanjut sebelum merekomendasikan konsumsi belalang pada kelompok ini.
Belalang menawarkan potensi besar sebagai sumber pangan yang bergizi tinggi dan berkelanjutan, namun pengadopsiannya sebagai bagian dari konsumsi manusia tidak terlepas dari sejumlah dampak potensial yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Dari aspek kesehatan hingga budaya, serta keberlanjutan dan etika, evaluasi menyeluruh diperlukan sebelum belalang dapat diterima secara luas sebagai bagian dari pangan global.