Jika BAB tertunda terlalu lama, racun-racun ini dapat diserap kembali ke dalam aliran darah melalui dinding usus, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Menunda BAB juga dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit usus, seperti wasir (ambeien) atau divertikulosis.
Ketegangan konstan yang disebabkan oleh menunda BAB dapat menyebabkan pembengkakan atau peradangan pada dinding usus, yang bisa berujung pada masalah-masalah ini.
Meskipun langka, menunda BAB secara teratur juga dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker usus.
BACA JUGA:Sedang Ngantor, Mobnas Dirut PDAM Kepahiang Diduga Dibakar
BACA JUGA:Praperadilan Dikabulkan, Hakim Perintahkan Polda Jabar Bebaskan Fegi Setiawan
Ini karena paparan yang lebih lama terhadap zat-zat karsinogenik yang terkandung dalam feses.
3 . Pola Makan Tidak Teratur
Gangguan pencernaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola makan tidak teratur.
Pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan produksi asam lambung menjadi tidak teratur pula.
Hal ini dapat mengakibatkan gejala seperti mulas, nyeri lambung, dan bahkan reflux asam (GERD).
Konsumsi makanan yang tidak teratur dapat mengganggu ritme alami peristaltik usus.
Hal ini dapat menyebabkan sembelit, diare, atau perubahan frekuensi buang air besar yang tidak teratur.
Makan secara tidak teratur dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi di saluran pencernaan.
BACA JUGA:Gasak Uang Rp 750 Ribu dan Niat Rudapaksa Gadis Bawah Umur, Begini Nasib Pria Padang Jaya
Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan secara keseluruhan.