Dugaan Pungli Festival Tabut, Pedagang Diminta Bayar Rp10 Ribu untuk Kebersihan

Sabtu 13 Jul 2024 - 23:01 WIB
Reporter : Wesjer Tourindo
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Sementara itu menurut pantauan lapangan bahwa pihak EO sudah menyediakan pembuangan sampah di setiap titik ramai gerbang depan belakang samping tengah.

BACA JUGA:Pelantikan Kantongi Izin Kemendagri, Sekda Minta Kolaborasi dan Sinergi Pejabat Eselon III dan IV

BACA JUGA:Korupsi Sukar Diberantas, Ternyata Ini Penyebab Utama Terjadinya Korupsi

Di tempat terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Drs.Riduan S.Ip, M.Si mengungkapkan bahwa dari DLH tidak pernah menerjunkan pihak yang katanya melakukan pemungutan.

Maka diungkapkan Riduan itu tidak dari DLH sebab DLH hanya mengangkut sampah yang sudah terkumpul.

"Kita hanya mengumpulkan dan dibantu dengan EO bidang kebersihan kemudian di angkut untuk narik iurang itu bukan dari kita," tegas Riduan.

Selain itu, para pedagang di festival Tabut tahun ini mengeluhkan sepi pengunjung, sehingga terancam merugi.

Ancaman merugi itu ditambah dengan mahalnya sewa lapak yang ditempati.

Pedagang Sate, Ratna (43) mengatakan sudah berlangsung pertengahan perayaan festival Tabut para pedagang belum ada yang untung atas usaha yang di festival Tabut tahun ini. 

"Kalau ditanya ramai atau tidak, mungkin bisa lihat sendiri. Kami sepi dari hari pertama hingga pertengahan perayaan Tabut 2024 ini," ungkap Ratna pada RB, Jumat, 12 Juli 2024.

Lanjut Ratna, untuk sewa tenda kerucut tempatnya berjualan harus mengeluarkan biaya Rp7 juta. Biaya tersebut pasalnya sudah harga pas dari Event Organized (EO).

Untuk mengejar ketertinggalan para pedagang sudah menaikan harga dari pada biasanya, namun lagi-lagi sepi pengunjung.

"Kami sewa itu Rp7 juta walau harga sudah disesuaikan masih juga belum menutup anggaran yang dikeluarkan," terang Ratna.

Kendati masih belum mendapatkan untung para pedagang masih bertahan. Sebab sudah terlanjur menyewa lapak.

"Kalau ramai syukur kalau tidak juga Alhamdulillah saat ini kami tidak bisa berbuat apa-apa, sewa juga sudah diberikan di awal," jelas Ratna.

Hal serupa dialami penjual Bakso Arema, Tedi Darso (37). Ia mengaku beberapa hari sejak dimulainya festival Tabut memang sepi pengunjung tidak seperti tahun sebelumnya.

Kategori :