Seri Tulisan Hari Pahlawan 2024, PANGERAN ALI, DARI CAMAT PERANG SAMPAI BON PERANG

Sabtu 09 Nov 2024 - 22:57 WIB
Reporter : Agustam Rachman
Editor : Ade Haryanto

"Iyo nak barakeklah jago dighing dan jangan lupo agih kba dkek kaming"

(bu, aku mohon restu sebab aku ingin merantau ke Marga Ketahun".

"Ya nak berangkatlah jaga diri dan jangan lupa berkabar pada kami").

Semasa kerajaan Inderapura masih berdiri, wilayah kekuasaannya membentang ke selatan sampai Urai ( Urai saat ini masuk wilayah Kecamatan Ketahun). Wajar jika ibunya tak begitu khawatir melepas Ali sebab waktu itu banyak juga warga Inderapura yang menetap di wilayah Marga Ketahun. 

BACA JUGA:Di Akhir Jabatan, Bupati Kaur Rampungkan Pembangunan Alun-alun Kota Bintuhan

MENJADI GURU

 Dengan berjalan kaki menempuh 272 Km tibalah Ali di Marga Ketahun tepatnya di Napal Putih tak butuh waktu lama, Ali langsung diterima mengajar di Sekolah Rakyat Napal Putih, bahkan tak lama kemudian ia menjadi guru kepala di sekolah itu. 

Di sekolah yang hanya sampai kelas  3 tersebut  Ali mengajar baca tulis hurup latin, berhitung dan arab melayu. Tidak hanya mengajar di Marga Ketahun, Ali juga mengajar di Sekolah Rakyat di Marga Lais.

BERTEMU PUJAAN HATI 

Di Napal Putih, Ali kenal akrab dengan Deram yang baru saja naik jabatan dari Depati kemudian terpilih jadi Pesirah Marga Ketahun melalui pemilihan langsung oleh rakyat  selanjutnya ditetapkan sebagai Pesirah Marga Ketahun melalui besluit nomor 52 tanggal 21 Februari 1920. 

BACA JUGA:Pelamar PPPK Tahap I Diminta Persiapkan Diri Hadapi SKD

Ada yang unik, sebenarnya Pesirah Deram memiliki kelemahan, yaitu buta huruf baca tulis huruf latin tapi wibawa dan kecintaan rakyat pada sosok Deram menutup kelemahannya itu. 

Sering kali Ali diminta oleh Pesirah Deram untuk menyusun surat huruf latin hal itu tentu dilakukan dengan riang oleh Ali sebab ia berkesempatan untuk bertemu Siti Walimah anak perawan semata wayang Pesirah Deram.

Perasaan  Ali pada Siti Walimah tak bertepuk sebelah tangan, gadis itu ternyata menyimpan perasaan yang sama. Singkat cerita mereka berdua menikah dengan pesta yang meriah. 

Dari pasangan ini lahir lima orang anak yaitu Kaharuddin, Syamsinar, Mursalin, Sabi'i. M. Ali dan Fidraini Nurma.

BACA JUGA: Pengerjaan Fisik Penataan Kantor Gubernur Bengkulu Capai 63 Persen

Kategori :