Oya, sebenarnya tidak sedikit pemuda di Marga Ketahun yang menaruh hati pada Siti Walimah semasa gadis, tapi nyali para pemuda itu meleleh saat berhadapan dengan sosok pejabat apalagi Pesirah Deram dikenal juga sebagai pendekar silat dengan kumis melintangnya membuat mereka berpikir dua kali untuk menyampaikan hasratnya.
Kehidupan rumah tangga Ali dan Siti Walimah penuh dengan kebahagiaan, namun sayang sekali Allah lebih dulu memanggil Siti Walimah saat usianya masih cukup muda, tinggallah Pangeran Ali dengan kesedihannya ditinggal belahan jiwa.
Banyak keluarga berusaha menghiburnya bahkan ada diantaranya berusaha mencarikan jodoh lagi untuknya. Tapi Pangeran Ali belum berkenan menerimanya.
BACA JUGA:ESD: UMKM Solusi Perkuat Ekonomi Bengkulu
7 tahun kemudian Pangeran Ali barulah terbuka hatinya untuk menikah lagi.
Pilihannya jatuh pada seorang perempuan bernama Siti Zahara anak seorang petani bernama Jayum.
Dari pernikahan ini lahirlah Syafri Khan dan Syahida.
PERJALANAN MENJADI PEMIMPIN MARGA
Ali tidak bertahan lama mengajar di Sekolah Rakyat karena sejak mertuanya diangkat menjadi Pesirah selanjutnya kurun waktu 1920-1925 ia diminta oleh mertuanya menjadi juru tulis marga.
Tahun 1925 sepulang Pesirah Deram dari Mekkah dan berganti nama menjadi Haji Abdul Karim, ia tiba-tiba mengundurkan diri dari posisi Pesirah dengan alasan akan fokus beribadah disisa umurnya.
BACA JUGA:Kabag Setwan Mangkir Lagi, Senin Bawaslu Datangi DPRD Bengkulu Tengah
Tentu alasan Pesirah Deram dapat dimaklumi, sebab semasa muda ia banyak menghabiskan waktu di gelanggang judi sabung ayam sebagai Jenang, ia juga pernah membunuh 37 perompak dari laut yang masuk melalui sungai Ketahun dengan tangannya sendiri.
Pesirah Deram telah berusaha mengalahkan nafsu ingin berkuasanya dan memilih fokus hidup tenang dan khusuk beribadah mohon ampunan Allah (lihat artikel Agustam Rachman berjudul Muning Deram: Pendekar Yang Kalah, https://bengkuluekspress.com, 10-11/2022).
Karena Pesirah Deram mengundurkan diri maka pemerintahan dipegang oleh Ali sebagai Wakil Pesirah tapi hal itu tak berlangsung lama.
Lewat surat nomor 46 tanggal 30 Maret 1925 Residen Bengkulu mengangkat Ali menjadi Pesirah dengan gelar yang sama dengan gelar Pesirah Deram yaitu Rajo Mangkuto.
BACA JUGA:BPBD Rejang Lebong Siaga 24 Jam, Hadapi Potensi Bencana di Musim Hujan