“Tahun ini hanya satu perusahaan yang melakukan aktivitas ini, berbeda dengan sebelumnya ada 2 perusahaan yang bergerak pada cangkang ini,” beber Rachmanto.
Rachmanto menerangkan, penurunan ini juga lantaran tingginya cosh yang harus dikeluarkan perusahaan yang ingin melakukan bongkar muat di pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
“Namun, mungkin peruisahaan ini melakukan atau memanfaatkan bongkar muat di luar Bengkulu (Pelabuhan Pulau Baai, red),” terang Rachmanto.
Kendati demikian, Rachmanto mengharapkan alur pelabuhan segera dikeruk. Sehingga, dapat memberikan dampak normal kembali pada aktivitas pelabuhan nantinya.
“Tentunya, kita harapkan ini selesai dikeruk dan normal lagi,” ungkap Rachmanto.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Bengkulu (APBB), Sutarman menerangkan, saat pengerukan alur masih dalam peroses untuk segera dilakukan.
“Saat ini masih berproses,” terang Sutarman.