Lalu pada bagian kepala Barong Landong ini dilengkapi dengan sunting pengantin sesuai dengan baju yang dikenakan.
Adapun Barong Landong ini, diyakini sudah ada sejak abad ke-18, tepatnya pada masa Kerajaan Sungai Hitam.
Dikutip dari berbagai sumber, pada saat Barong Landong terbentuk, masyarakat Suku Lembak yang menciptakan dan menjadikannya sebagai salah satu kesenian.
BACA JUGA:Ciri Khas Suku Sunda, Sejarah dan Asal-Usul Serta Budayanya
Awalnya, Barong Landong digunakan oleh masyarakat sebagai orang-orangan sawah. Seperti kita ketahui bahwa orang-orangan sawah digunakan untuk menakut-nakuti hewan perusak tanaman, khususnya burung seperti pipit, gagak, dan lain sebagainya.
Setelah panen raya tiba dan para petani menuai hasil tanam, maka Barong Landong pun diangkat dan dibebastugaskan dari pekerjaan sebagai orang-orangan sawah.
BACA JUGA:Asal-usul Suku Jawa Hingga Tradisi Uniknya di Indonesia
Setelah itu, Barong Landong diikutsertakan dalam perayaan syukuran kepada Sang Pencipta, oleh karena hasil panen yang berlimpah serta tanaman terjaga dari berbagai musibah, seperti banjir, serangan hama, dan lain sebagainya.
Selain itu, Barong Landong juga sering ditampilkan dalam acara pernikahan para pembesar serta pesta-pesta rakyat lainnya.
Dimana hal tersebut telah dilakukan turun temurun, dapat dikatakan apabila Barong Landong adalah tamu yang wajib dalam setiap pesta rakyat.
BACA JUGA:Suku-suku di Pulau Jawa, Salah Satunya Suku Tengger, Punya Tradisi Unik
Namun demikian, pengikutsertakan Barong Landong dalam pesta-pesta rakyat ternyata hanya bertahan hingga zaman penjajahan Jepang.
Dimana pada masa itu, Barong Landong tidak di perbolehkan lagi ditampilkan. Selain itu, kondisi perekonomian masyarakat yang sedang sulit juga tidak memungkinkan untuk ditampilkannya kesenian tersebut.
BACA JUGA:Suku Makassar, Sejarah, Kebudayaan, Adat Istiadat Beserta Keunikannya
Selama hampir 70 tahun, kesenian Barong Landong tidak lagi dipertunjukan dan pada akhirnya mulai menghilang dari kehidupan masyarakat Bengkulu.
Lalu kemudian sekitar tahun 1990, riset tentang Barong Landong mulai dilakukan, hingga akhirnya pada tahun 2012, kesenian Barong Landong kembali diaktifkan.