Untuk diketahui, pada Rabu lalu viral di media sosial terkait robohnya bagian dapur rumah milik Dedi Haryanto. Dapur ambruk dan hanyut terseret arus sungai Air Alas.
Lalu pada Kamis siang terlihat sudah ada 2 unit alat berat jenis ekskavator beroperasi di seberang sungai.
Berdasarkan penjelasan warga setempat, Popi Asjusepa (45), 2 alat berat yang didatangkan ini berfungsi untuk menormalisasi alur sungai.
Dilakukan pengerukan timbunan tanah yang ada di seberang sungai, agar alur sungai tidak terlalu menikung.
Kedua alat berat tersebut berasal dari pengelola tambak udang yang ada di Desa Genting Juar Kecamatan Semidang Alas Maras dan milik Dinas PUPR Provinsi Bengkulu.
Adapun eksavator yang dimiliki Dinas PUPR Kabupaten Seluma dalam kondisi rusak.
Normalisasi sungai Alas yang berada di seberang rumah warga yang terdampak erosi ini ditargetkan selesai dalam 7 hari. Pengerukan dilakukan di areal sepanjang 600 meter.
Akibat dampak erosi sungai Alas ini, tercatat ada 7 unit lagi dari 9 unit rumah warga setempat yang ikut terancam tersapu arus sungai Alas.
Salah satunya rumah Dedi Heryanto yang dapurnya roboh dan terseret arus sungai saat mereka tengah berbuka puasa.
Dedi mengatakan untuk sementara ini total kerugian materi yang ditimbulkan sudah mencapai Rp 400 juta.
Pascakejadian, dirinya mengaku dibantu oleh kerabat dan keluarga untuk evakuasi barang barang agar tidak menjadi korban selanjutnya.
Untuk sementara ia dan keluarga i mengungsi lantaran rumah dikosongkan.
"Sebelum dapur ambles, sudah banyak upaya dilakukan menahan longsor, sampai akhirnya bagian dapur saya saat ini betul-betul hilang ," keluhnya.
Hal senada juga diutarakan Anuran (56). Dirinya mengalami kerugian mencapai Rp 700 jutaan lantaran rumah makan yang baru 2 tahun dibangunnya telah ikut ambles tersapu arus sungai.
"Kalau dulu sungainya masih jauh, berjarak sekitar 10 meter dari bagian belakang rumah kami. Tapi lambat laun air sungai terus mengikisnya. Kalau ditotalkan kerugian materi sudah Rp 700 jutaan mas," jelas Anuran.