Konflik Buaya dengan Warga di Sungai Selagan Raya Mukomuko, 2 Tahun 2 Nyawa Melayang

Senin 15 Apr 2024 - 21:53 WIB
Reporter : Firmansyah
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Robi juga menceritakan, tidak sedikit warga yang menggantungkan hidupnya disungai Selagan Raya ini, baik mencari ikan dan juga lokan. 

BACA JUGA:Siapkan Rp4 Miliar untuk Sarpras Rumah Adat dan Gedung MPP Mukomuko

BACA JUGA:Klaim Penerbitan KTP Elektronik Tanpa Kendala, Dukcapil Mukomuko Optimis Capai Target Nasional

Warga pun juga tahu kalau di sungai ini banyak buaya, namun bagaimana lagi karena ini berkaitan dengan pendapatan yang harus dicari. 

Maka dari itu warga berharap buaya ini dapat segera direlokasi seluruhnya.

Sebab jika terjadi konflik tentu warga kembali yang akan dirugikan cacat atau kehilangan nyawa, berurusan dengan hukum jika harus menghabisi predator yang dilindungi tersebut.

“Kami berharap buaya yang ada dapat segera direlokasi agar kami tidak lagi khawatir untuk beraktivitas di sungai demi memenuhi kebutuhan hidup,” harapnya.

Terpisah Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dapil Mukomuko, Ir. Muharamin meminta instansi terkait dalam hal ini BKSDA Bengkulu segera mengambil peran jangan terkesan terjadi pembiaraan atas konflik antara buaya dan manusia yang bukan kali ini saja terjadi.

“Sebagai wakil masyarakat Mukomuko, saya minta BKSDA Bengkulu segera turun melakukan langkah konkrit atas konflik ini, sehingga tidak ada keraguan dimasyarakat bawasanya BKSDA Bengkulu hanya menutup mata menyikapi kejadian ini,” tegasnya.

Sungai Selagan Raya ini sejak dahulu menjadi tempat mencari rejeki untuk penghidupan, mulai dari mencari ikan dan mencari lokan. 

Jika aktivitas tersebut yang harus berhenti dan membiarkan sungai ini menjadi Habitat buaya berkembang biak tanpa ada penanganan secara intensif tentu akan jatuh korban kembali. 

“Ini yang menjadi catatan bagi BKSDA Bengkulu harus segera memberikan langkah konkrit karena sungai tersebut sumber penghidupan bagi warga kami,” terangnya.

Jika memang BKSDA Bengkulu mengalami keterbatasan anggara dalam melakukan penanganan konflik yang memakan korban jiwa ini, segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah, agar dapat memecahkan solusi bersama apa yang menjadi kendala.

“Kami anggota DPRD Provinsi Bengkulu siap mendampingi BKSDA Bengkulu jika dalam proses penanganan konflik hewan buas ini mengalami kendala pembiayaan,” katannya.

Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan segera melakukan upaya pemasangan perangkap untuk mengevakuasi buaya agar tidak terjadi lagi interaksi negatif dengan manusia. 

Sebab konflik antara manusia dan binatang buas salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memindahkan salah satunya, sehingga tidak ada lagi yang dirugikan akibat adanya interaksi negatif.

Kategori :