DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN PARU
dr. Hilda Taurina,M.Sc--
KESEHATAN masyarakat dapat dipengaruhi oleh gangguan sistem fisik, biologis, dan ekologi. Perubahan iklim berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat misalnya peningkatan suhu bumi, peristiwa cuaca yang ekstrim seperti hujan deras dan kekeringan serta beberapa jenis cuaca buruk lainnya. Salah satu dampak perubahan iklim terjadi di saluran pernapasan.
Peningkatan suhu bumi bisa menyebabkan penyakit ISPA. Penyakit ISPA dapat menyerang ke semua usia mulai dari balita hingga lansia terutama yang fisiknya lemah. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang berlangsung kurang dari 14 hari disebabkan oleh mikro organisme di saluran pernapasan mulai dari hidung, telinga, laring, trachea, bronchus, bronchiolus sampai dengan paru-paru.
BACA JUGA:Kumpulkan PKH, Dinsos Ingatkan Soal Netralitas
Masyarakat yang terkena ISPA di Kota Bengkulu meningkat sejak Januari hingga Agustus 2023 mencapai 11.769 kasus. Kasus ini tercatat lebih tinggi dari jumlah kasus pada periode 2022. Penyakit ISPA yang berkepanjangan akan berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang serius baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Pada paru-paru akan terjadi kerusakan jaringan, kerusakan epitel bahkan jika terjadi infeksi lebih lanjut bisa menimbulkan sebukan sel radang. Selain ISPA dan pneumonia, penyakit lain yang bisa timbul karena perubahan iklim yang ekstrim adalah Tuberculosis paru atau lebih dikenal dengan istilah TBC.
BACA JUGA: Akui Terima Uang Dari Para Kapus, Tsk OOJ, Menolak Dijerat TPPU, Ranggi : Rincian Tidak Dijelaskan
Perubahan iklim bisa membuat suhu rendah, kelembaban udara menurun, dan lebih berangin. Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan risiko penularan TBC.
Untuk mengurangi dampak kesehatan tersebut dan untuk mengatasi perubahan iklim masyarakat bisa melakukan cara seperti menanam pohon, mengajak orang lain untuk melakukan pelestarian lingkungan, menerapkan 3R (reduce,reuse,dan recycle), mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi, meminimalkan penggunaan peralatan CFC (Cloro Four Carbon), dan mematikan peralatan elektronik saat tidak terpakai. (**)
Penulis, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unib