Pemkab Mukomuko Undang BPOM Cegah Beredar Takjil Berbahaya
PERIKSA: Petugas BPOM saat memeriksa pedagang bakso beberapa waktu lalu. Pemeriksaan akan kembali dilaksanakan dalam Cegah Jajanan Takjil Berbahaya. Foto: Dokumen Rakyat Bengkulu.--
“Pemeriksaan makanan mulai minggu depan, nanti di 4 kecamatan, Ipuh, Penarik, Kota Mukomuko dan Lubuk Pinang," jelasnya.
Lanjutnya, dalam pemeriksaan ini takjil yang diuji, guna memastikan terbebas dari bahan kandung berbahaya dengan parameter Boraks, Formalin, Methanil Yellow, dan Rhodamin B.
Bersamaan dengan ini, Disperindagkopukm Mukomuko juga akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya makanan higienis.
BACA JUGA:Harga Minyak Goreng Domestik Berpotensi Naik, Ekspor CPO Menurun
Paling penting mengimbau kepada pelaku usaha untuk menjual produk makanan yang sehat, aman dan bermutu.
Jangan sampai demi keuntungan, menjual makanan yang mengandung zat berbahaya akhirnya membuat warga yang mengkosumsinya teraniaya.
"Kita perlu menjaga menu makanan, dan meneliti sebelum membelinya, karena apapun bisa terjadi, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Maka dari itu Pedagang diminta tidak menjual makanan mengandung zat berbabaya," paparnya.
Sejauh ini makanan menu berbuka yang dijual masyarakat Mukomuko cukup aman dan tidah mengandung zat berbahaya. Bahkan kue dan minuman yang dijual dimasak sendiri oleh pedagang, hingga dipastikan segar untuk dikosumsi.
"Kalau dari hasi pemeriksaan tahun sebelumnya cukup aman, bahkan makanan yang dijual pedagang kita masih segara dan sangat higinis, mudahan sekarang juga makin baik,"sampainya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, BPOM sudah berapa kali melakukan sidak terhadap penjual makanan dan minuman di Mukomuko.
BACA JUGA:Ingat! Pengelola Hotel Wajib Proaktif Cegah Tamu di Bulan Ramadhan
Koordinator lapangan BPOM Bengkulu, Dewi Nopitasari, S.Farm. Apt menjelaskan, pengecekan makanan dan minuman yang dijual pedagang, intinya untuk memastikan jajanan tersebut benar-benar layak dikonsumsi tanpa mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatanan.
Ada puluhan pedagang makanan dan minuman yang sampelnya akan diambil untuk dilakukan uji laboratorium, agar dapat melihat zat yang terkandung apakah mengandung pengawet berbahaya seperti boraks dan formalin atau tidak.
BACA JUGA:Disetujui Kementerian PUPR, 4 Jembatan Dibangun Menggunakan Dana Inpres
Setiap kali turun ke lapangan melakukan pengecekan. “Untuk sample yang biasanya kami periksa. Baik itu makanan dan minuman dengan warna mencolok dan memiliki rasa yang menggigit,” sampainya