Diakui, pascabencana melanda Kabupaten Kepahiang sepanjang April 2024 ini saja pihaknya sudah mendata kebutuhan anggaran jika harus dilakukan penanggulana bencana permanen.
Angka yang muncul tak sedikit, kebutuhan anggaran mencapai Rp24 miliar.
"Dari hitungan yang sudah kita lakukan terhadap bencana yang terjadi beberapa hari ini, jumlahnya mencapai Rp24 miliar," kata Hendra.
Angka tersebut muncul untuk penanganggulangan bencana di beberapa titik.
BACA JUGA:Jangan Ada Lagi Rusa Mati di Kandang, Disparpora Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Protes Tambang Pasir Lubuk Penyamun Beroperasi Lagi, Warga Ngadu ke Dewan
Rincinnya, Rp7 miliar penanganan longsor di Kelurahan Pensiun, Rp6 miliar longsor di 2 titik di Desa Karang Endah, Rp4 miliar penanganan longsor di Jalan Baru Kelurahan Pasar Kepahiang.
Lalu, Rp1 miliar penanggulangan longsor di Desa Weskust, Rp1 miliar longsor di SDN 15 Pensiunan, dan Rp4 miliar penanganan longsor di Desa Kutorejo.
Besaran kebutuhan anggaran tersebut, diakui tak akan mampu jika hanya mengandalkan dana daerah. Pihaknya pun, akan mengusulkan anggaran kepada BNPB dan BPBD Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Desak RUU KIA Segera Disahkan, 10 Daerah dengan Persentase Balita Pengasuhan Tidak Layak
Dengan kondisi yang ada, BPBD hanya mampu mengalokasikan bantuan darurat yang tentunya tak akan menyelesaikan persoalan secara permanen.
Sepanjang bulan ini saja, khususnya setelah hari raya Idul Fitri 1445 sejumlah titik di Kabupaten Kepahiang mengalami benana longsor dan banjir.
Mulai dari ambrolnya jalan lintas antar Desa Karang Indah - Nanti Agung dan Karang Endah - Weskust.
Longsor di perumahan Barokah Perdana Desa Kutorejo Kecamatan Kepahiang, Kampung Pensiunan hingga longsor di Jalan Baru Kelurahan Pasar Kepahiang.