* *Meningkatnya Kesadaran Sosial*: Fenomena ini juga muncul sebagai hasil dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu-isu keadilan sosial.
BACA JUGA:iPhone 16 Resmi Diluncurkan, Kapan Masuk ke Indonesia? Segini Perkiraan Harganya
Tindakan atau perkataan yang dianggap diskriminatif atau menyakitkan terhadap kelompok tertentu akan memicu respon keras dari masyarakat.
* *Kekuatan Kolektif*: Cancel Culture sering kali didorong oleh kelompok atau komunitas yang merasa bahwa tindakan bersama dapat mengoreksi ketidakadilan atau kesalahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain.
3. *Bagaimana Cancel Culture Bekerja?*
*Cancel Culture* umumnya mengikuti pola yang melibatkan beberapa tahap:
* *Identifikasi Kontroversi*: Tahap pertama biasanya dimulai ketika seseorang atau kelompok mengidentifikasi tindakan atau pernyataan yang dianggap tidak pantas.
BACA JUGA:Perhatian! Makan Buah Ini Bisa Bikin Awet Muda
Ini dapat berupa pernyataan di media sosial, tindakan di tempat kerja, atau komentar publik yang direkam.
* *Penyebaran dan Reaksi Massal*: Setelah masalah ini ditemukan, ia dengan cepat menyebar melalui media sosial dan mendapat perhatian luas.
Pengguna media sosial mulai bereaksi, dan sering kali responnya sangat emosional.
* *Boikot atau Pengucilan*: Setelah isu berkembang, sering kali muncul ajakan untuk memboikot atau "menghapus" individu atau entitas yang bersangkutan.
BACA JUGA:37 Desa di Bengkulu Tengah Belum Cairkan Dana Desa Tahap II
Ini dapat berupa tindakan berhenti mengikuti di media sosial, memboikot produk yang dihasilkan, atau menolak segala bentuk kerja sama atau dukungan.
* *Konsekuensi Nyata*: Dalam beberapa kasus, orang yang "dihapus" dapat menghadapi konsekuensi serius, seperti kehilangan pekerjaan, dipecat dari peran publik, atau dikeluarkan dari komunitas sosial.
4. *Contoh Kasus Cancel Culture*