KORANRB.ID - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu menanggapi keluhan nelayan yang kekurangan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biosolar, di Stasiun Pengisian Bensin Nelayan (SPBN) di TPI Pulau Baai.
Pasalnya, Minggu (26/11) lalu, DKP Provinsi Bengkulu melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPBN pulau Baai, namun tidak ada keluhan yang diperoleh.
Hal ini dinyatakan Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Syafriandi. Ia meminta agar nelayan dapat melaporkan ke kantor DKP apabila tidak mendapatkan solar untuk melaut.
BACA JUGA:Nelayan Trawl Diingatkan Soal Wilayah Tangkap
"Kami sudah sidak kesana, dua hari lalu. tolong sampaikan apabila ada yang tidak dapat, kita sangat perlu kerjasama untuk mengawasi minyak ini,” sebut Syafriandi.
Syafriandi menerangkan untuk pembagian kuota Biosolar subsidi untuk nelayan sudah disalurkan, dibagikan per setiap nelayan bahkan nelayan sudah terverifikasi sebagai penerima.
BACA JUGA:14 KUB Nelayan Akan Dapat 17 Mesin Tempel
"Pembagian itu persatu nelayan jadi tidak mungkin terjadi kekurangan untuk jatah subsidi solar tersebut," terangnya.
Ia mengungkapkan BBM yang di distribusikan ke SPBN sebagai bentuk kepedulian terhadap nelayan. Mekanismenya kata Syafriandi, untuk mengambil jatah BBM para nelayan harus memiliki rekomendasi pembelian yang dikeluarkan DKP sendiri.
BACA JUGA:Tak Lakukan Perubahan, Nelayan Semi Modern Siap-Siap Alat Tangkap Disita
“Ini diberikan subsidi BBM untuk memberikan kemudahan bagi mereka, yang bisa mengambil BBM itu harus berdasarkan rekomendasi DKP sendiri,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, keluhan Biosolar Subsidi disampaikan salah seorang nelayan TPI Pulau Baai, Ibrahim. Ia mengaku BBM Biosolar sering terjadi kekurangan untuk pergi melaut.
“Kami tidak mendapat minyak (Biosolar, red) untuk melaut karena kami nelayan kecil, kami nelayan kecil sering rebutan minyak,” sampai Ibrahim Sabtu (25/11).
BACA JUGA:Tak Lakukan Perubahan, Nelayan Semi Modern Siap-Siap Alat Tangkap Disita
Ibrahim mengungkapakan saat ini Biosolar hanya masuk sekali dalam seminggu, hal itu berubah dari kebiasaan dua kali dalam seminggu seperti dulu.