Dalam hal ini termasuk soal penggunaan ASN untuk memenangkan salah satu paslon. Ari menekankan rekrutmen ASN tidak terkait dengan pemilu. Selain itu saat kunjungan ke daerah, Jokowi juga tidak pernah membahas keterkaitan ASN dengan pemilu. “Koridor untuk mengatur TNI, ASN, Polri sudah jelas. Bahwa konsep netralitas bagi ASN, TNI, dan Polri sudah diatur bahkan dalam undang-undang,” katanya.
BACA JUGA:Bawaslu Proses Empat Temuan, Satu Pidana
Dia menyatakan, Sekjen Kemendagri telah ditugaskan menegur kepala daerah yang mengumbar janji untuk mengerahkan ASN kepada paslon tertentu. Ari mengingatkan bahwa di daerah juga telah ada Bawaslu maupun KPU. “Masyarakat yang punya komplain di lapangan silakan mengadu. Dengan demikian segala bentuk pelanggaran bisa diproses dan tidak jadi komoditi yang berulang,” kata Ari.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengatakan, langkah Maruarar harus menjadi peringatan serius bagi PDIP agar tidak terjadi "bedol deso" lebih lanjut dari para politisi muda PDIP untuk bergeser ke posisi seberang, khususnya di tim Prabowo-Gibran yang didukung penuh oleh Jokowi.
Jika Maruarar berlabuh ke paslon yang didukung Jokowi, maka Jokowi bisa anggap sebagai simbol perlawanan kader-kader muda PDIP terhadap elit politik partai banteng mencereng.
Menurutnya, hengkangnya politisi muda itu tetap akan memberikan dampak psikologis sekaligus menurunkan moril perjuangan dan kepercayaan diri sebagian kader PDIP lainnya yang tengah berupaya mengkonsolidasikan infrastruktur pemenangan di fase akhir jelang pemilihan.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Silfester Matutina meyakini Maruarar Sirait akan merapat ke pihaknya untuk mendukung pasangan calon nomor urut 2. Keyakinan itu, dilandasi pernyataan Maruarar yang tegas akan mengikuti langkah Jokowi.
"Sudah pasti Bang Maruarar ikuti Pak Jokowi, sudah pasti ke 02," ujarnya di Kediaman Prabowo kemarin.
Meski demikian, Silfester belum bisa memastikan, apakah Maruarar akan masuk dalam struktur TKN atau tidak. Baginya, yang terpenting adalah dukungan secara politik. "Itu teknis, kita tunggu aja," imbuhnya.
Di internal, lanjut dia, sudah ada diskusi terkait hal itu. Hanya saja, dia belum bisa membeberkan ke publik. (**)