Alhasil, dengan harga jual biji kopi kering yang saat ini sudah di atas Rp50 ribu per Kg menurutnya akan sangat membantu petani kopi di Kabupaten Kepahiang.
"Alhamdulillah, secara umum panen tahun ini masih lebih baik dari tahun lalu.
Syukurnya lagi, hasil panen yang lebih baik juga diikuti harga jual yang saat ini juga melejit," girang Amri.
Sama seperti petani kopi di Kabupaten Kepahiang pada umumnya, ia berharap harga jual bertahan lama.
BACA JUGA:Arab Saudi di Miss Universe 2024: Antara Sorotan dan Kontroversi
Di sisi lain, melejitnya harga jual kopi saat ini ikut membuat resah kalangan petani.
Ini lantaran, maraknya aksi pencurian biji kopi merah.
Hal ini membuat petani kopi yang saat ini tengah melakukan pemanenan, terpaksa tinggal di pondok kebun.
Jika tidak, buah kopi yang akan dipanen sudah keduluan dicuri.
BACA JUGA:65 Ton Amunisi Lenyap Pasca Ledakan dan Kebakaran, Panglima TNI Beri Penjelasan Ini
Ditenggarai, maraknya aksi pencurian kopi merah ini lantaran ada yang menampung hasil kopi curian.
Informasi diperoleh, penampung biji kopi curian berani membeli 1 cupak (1,5 Kg) biji kopi merah (masih terbungkus kulit) hingga Rp10 ribuan.
"Karena ini pula kita terpaksa nginap di pondok. Kalaupun tak bisa terpaksa mengupah orang.
Terpaksa seperti ini, daripada keduluan terus dengan pencuri biji kopi merah," tutur petani kopi lainnya di Kecamatan Kepahiang, Reno (35).
BACA JUGA:Bulan Ini, KPU Kembali Rekrut PPK, PPS, dan KPPS, Simak Cara Daftarnya!
Dengan kondisi di atas, ia berharap pihak terkait dapat melakukan penindakan dengan maraknya aksi pencurian biji kopi merah tersebut.