Satpol PP Bakal Surati Camat, Soal Jemur Hasil Panen Padi
BAHAYA : Kebiasaan masyarakat di Kabupaten Lebong menjemur hasil panen di jalan raya sulit dihilangkan.--DOK/RB
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran, Belasan Titik Longsor dan Pohon Tumbang di Liku 9
Tidak sedikit juga masyarakat yang nekat menjemur hasil panen pertanian di jalan raya poros provinsi.
Bahkan ketika musim panen hampir di sepanjang lintas Lebong-Rejang Lebong, badan jalannya dipenuhi jemuran padi dan kopi.
Namun sampai saat ini belum satupun warga Lebong yang kedapatan ditipiring atau dipidana atas kebiasaan buruk itu.
Terpisah, Bupati Lebong, Kopli Ansori mengingatkan masyarakat tidak menjual gabah maupun beras hasil panen kedua tahun ini ke luar Lebong.
BACA JUGA:Masih Galau untuk Membalas Serangan Iran, Israel Masih Lakukan Ini
Setiap masyarakat harus bisa menyimpan hasil panen, minimal untuk memenuhi kebutuhannya sendiri hingga masuk musim panen berikutnya.
''Kalau memang harus dijual karena kebutuhan ekonomi, setidaknya gabah atau beras hasil panen dijual di pasar lokal,'' kata Kopli.
Terlebih kepada para petani padi dengan skala besar diminta tetap memprioritaskan penjualan gabah atau beras untuk memenuhi kebutuhan internal masyarakat Lebong.
Sengaja diingatkannya karena saat ini sudah banyak bermunculan tengkulak yang merayu petani menjual hasil panennya dengan iming-iming petani akan mendapat keuntungan berlipat.
BACA JUGA:Kasus OTT Dugaan Fee Proyek BWSS VIII Tetap Lanjut
''Atas rayuan para tengkulak, saya harap masyarakat tidak terpengaruh karena kalau sampai Lebong kekurangan beras jelas ketahanan pangan menjadi tidak stabil yang ujung-ujungnya berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup masyarakat Lebong itu sendiri,'' tukas Kopli.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperkan) Kabupaten Lebong, Hedi Parindo, SE mengatakan, dengan luas lahan sawah aktif 8 ribu hektare seharusnya Kabupaten Lebong baru bisa menyumbang panen padi 100 ribuan ton per tahun.
Namun saat ini baru terealisasi separonya.
Meliputi hasil panen Musim Tanam Pertama (MT-1) 48 ribuan ton dan MT-2 10 ribu ton.