Serahkan Sapi Presiden, Pesan Gubernur Rohidin di Khutbah Salat Iduladha

Senin 17 Jun 2024 - 21:46 WIB
Reporter : Jery Yasprianto
Editor : Riky Dwiputra

Dalam kesempatan ini Gubernur Rohidin menyampaikan terima kasih kepada masyarakat setempat, karena suasana kekeluargaannya sangat terasa sekali di Desa Kertapati ini. 

“Riang gembira dan kekelurgaan masyarakat sangat terasa sekali. Semoga tradisi seperti ini bisa terus terjaga kedepannya,” bebernya

BACA JUGA:Ini Sunnah Dilakukan Sebelum Shalat Idul Adha, Rugi Kalau Tak Dilaksanakan

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Sejumlah Bahan Pokok Di Seluma Alami Kenaikan, Ini Daftar Lengkapnya

Untuk diketahui, sapi kurban Presiden RI ini jenis sapi Limosin dengan berat 990 kilogram atau hampir mendekati 1 ton.

Kemudian, sapi kurban Presiden RI untuk Kabupaten Bengkulu Tengah ini ternyata bukan berasal dari Jawa, melainkan berasal dari Desa Padang Berangin Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan

Gubernur Bengkulu juga Rohidin Mersyah menjadi khatib Iduladha di Masjid Jamik Muhammadiyah Desa Kertapati Bengkuku Tengah.

Pesan Gubernur Rohidin di khutbah salat Iduladha.

BACA JUGA:Sambut Idul Adha, Ini Pilihan Olahan Daging Sapi Khas Indonesia

BACA JUGA:Bisa Terhindar dari Marabahaya, Ini Keutamaan-keutamaan Melaksanakan Salat Idul Adha

Ia mengajak meneladani Nabi Ibrahim AS.

Di antara pelajaran itu, pertama, beriman atau beragama pada dasarnya melawan hawa nafsu atau kesenangan yang ada di dalam diri masing-masing. 

"Setiap manusia cenderung mengikuti keinginan nafsunya, yakni ingin melakukan hal yang enak, menikmati segala kesenangan tanpa batas, merasakan segala keindahan dan tanpa mempedulikan seperti menyakiti, merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain atau tidak," jelasnya. 

Di sinilah agama hadir, lanjutnya, memberikan seperangkat aturan, yakni mengatur perbuatan ini haram dan perbuatan itu halal, tindakan ini boleh dan tindakan itu tidak boleh, hal ini baik dan hal itu buruk, dan seterusnya.

Dengan demikian masing-masing dari orang yang beragama seharusnya mematuhi aturan agama, bukan mengikuti kesenangan atau kehendak nafsunya.

"Dalam kisah Nabi Ibrahim, kenikmatan tertinggi disimbolkan dengan memiliki anak, tapi Nabi Ibrahim berhasil mengalahkan hawa nafsu kecintaan kepada putranya dengan mengikuti perintah Allah SWT," sambungnya. 

Kategori :