TAUSIAH: Ramadan, Lebaran dan Orientasi Akhirat
K.H. Mahir Mohamad Soleh, Lc--istimewa/rb
BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Ketupat Dikenalkan Oleh Sunan Kalijaga
Dalam al-Quran disebutkan bahwa ibadah puasa di bulan Ramadan tidak hanya menjadikan seseorang menjadi orang yang bertakwa.
Tetapi juga menjadi orang yang bersyukur.
Diantara ibadah yang jangan sampai dilupakan oleh siapapun juga tanpa mengenal usia baik bayi maupun lansia adalah melaksanakan ibadah zakat fitrah.
Zakat fitrah memiliki dampak yang lebih luas sebagai bagian dari bentuk kepedulian dan pengamalan atas ajaran Islam yang didalamnya mengandung kekuatan berbagi ; the power of givings.
BACA JUGA:Rebutan Meraih Suara PAN, Helmi Sang Ketua Vs Dempo Sang Panglima
Sekalipun demikian wahana kekuatan memberi ditunjukkan dalam bentuk ibadah lainnya seperti sedekah, infak dan termasuk wakaf.
Zakat sendiri pun dengan ragam bentuk dan macamnya pun menunjukkan betapa agar kekuatan harta itu agar benar-benar berputar di kalangan luas tak sekedar melulu di kalangan orang-orang the have.
Bayangkan potensi ibadah di bulan Ramadan sungguh luar biasa.
Baik ibadah mahdhoh maupun gairu mahdhoh.
Sehingga Ramadan digambarkan sedemikian rupa dengan ungkapan siapa yang bertemu bulan Ramadan tetapi dosanya tidak diampuni maka orang tersebut adalah orang yang sangat merugi.
Bagian dari cara kita bersyukur kepada Allah SWT dengan menunjukkan sikap kepribadian shalih, semangat beribadah, pantang kendor mengaji, tak malu berbuat baik, mengajak bukan mengejek, merangkul tidak memukul dan tak lupa mendoakan yang terbaik bagi dirinya, keluarganya, orangtuanya, sahabat dan koleganya.
Bilamana terasa dalam diri kira ada yang kurang dalam ibadah kita selama bulan
Ramadan, maka bersegera instropeksi atas kesalahan, kealpaan dan kekhilafan.