Suradi menjelaskan bahwa dana desa yang diterima oleh 122 desa di wilayah tersebut untuk tahun 2024 mencapai Rp104,2 miliar. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp103 miliar.
“Hingga saat ini, dari 122 desa di Kabupaten Rejang Lebong, belum ada yang mengajukan usulan pencairan dana desa tahap I. Hal ini disebabkan oleh proses penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) Rejang Lebong mengenai Dana Desa Tahun 2024 yang masih berlangsung,” jelas Suradi.
Suradi menjelaskan bahwa peraturan bupati yang sedang dalam proses tersebut menjadi landasan regulasi untuk mengajukan permintaan pencairan dana desa di wilayah tersebut.
Selain belum ada Perbup, ia menambahkan bahwa 122 desa yang berhak menerima dana desa juga sedang menyiapkan peraturan desa (Perdes) terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
“Selain itu, umumnya perangkat desa saat ini juga sedang menyiapkan peraturan kepala desa atau Perkades untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di masing-masing desa,” beber Suradi.
dia juga menambahkan, dari 122 desa yang menerima dana desa, terdapat 5 desa dengan pagu anggaran yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan desa lainnya.
BACA JUGA:Pastikan Kesiapan Pemilu, Bupati Rejang Lebong Bersama Dandim dan Kapolres Pantau TPS
BACA JUGA:26 CJH Belum Lunasi Bipih, Diperpanjang Hingga 23 Februari
Kelima desa tersebut adalah Desa Taba Padang dengan pagu sebesar Rp673.418.000, Desa Ulak Tanding sebesar Rp677.395.000, Desa Bangun Jaya sebesar Rp689.821.000, Desa Dataran Tapus sebesar Rp693.135.000, dan Desa Tanjung Agung sebesar Rp699.028.000.
Pada sisi lain, desa-desa yang menerima pagu dan desa terbesar antara lain Desa Pal Batu dengan jumlah sebesar Rp1.205.113.000, dan Desa Lubuk Belimbing II dengan pagu sebesar Rp1.163.126.000.
Kemudian Desa Air Meles Atas dengan jumlah Rp1.154.410.000, Desa Sumber Bening sebesar Rp1.130.860.000, dan Desa Suka Merindu dengan pagu sebesar Rp1.128.694.000.
“Indikator untuk menentukan besaran pagu dana desa yang diterima oleh setiap desa didasari pada faktor-faktor seperti jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan yang terdapat di masing-masing desa,” demikian Suradi.